Cerita Sex Perawan Desa Simpanan Om Arnold
Nih guys kali ini Ceritaseks.asia akan mengulas tentang Cerita Sex Perawan Desa Simpanan Om Arnold, yang tak kalah serunya dengan kumpulan cerita-cerita yang lain nih guys. Dan dijamin bisa buat barang-barang anda semua becek-becek gimana gitu deh. Yuk disimak dan selamat menikmati cerita-cerita yang sudah kami rangkai berikut ini.
Cerita Dewasa – Aku seorang gadis cantik yang berasal dari Jepara panggil saja aku Ulan. Dengan rambut yang panjang kulit putih tinggi kira-kira 158cm berat badan 48kg nggak terlihat kurus banget sih. Aku berumur 25 tahun, aku tidak berkuliah melainkan bekerja di kantor swasta. Gaji nggak seberapa tapi apalah daya aku hanya bisa bekerja di sini dengan lulusan SMA.
Sering ketemu temenm mereka kebanyakan berkuliah berpenampilan keren, terkadang aku minder kalau ketemu temen-temenku. Aku bekerja berangkat pagi pulang sore, sebenarnya membosankan hanya berhadapan dengan komputer seharian. Sesekali keluar lapangan untuk survey, itupun kadang hanya seminggu sekali.
“Ulan, ada yang cari kamu”, ucap salah satu teman kerjaku.
Aku bergegas keluar dan nyamperin orang itu. Ternyata temanku, Tini namanya. Dia memberiku undangan reuni SMA untuk besok awal bulan.
“Eh kamu Tini, kok tau sih kalau aku kerja disini?”.
“Iya aku tadi kerumahmu ibumu bilang kalau kamu kerja disini, yaudah aku langsung kesini aja”.
“Oh iya makasih ya Tini”.
Undangan reuni kira-kira satu minggu lagi, reuni kok ya ada ketentuan pake baju inilah itulah. Di situ tertera yang cewek pake dresscode warna merah kalau cowok sih pake kemeja item. Aku uda bayangin serunya ketemu temen-temen, lama banget nggak kumpul bareng. Tapi terlintas dipikiranku, rasanya minder deh mau ketemu mereka.
Kalau ditanya aku kerja apa aku harus jawab apa???? Yasudahlah yang penting aku kerja halal nggak ngrepotin mereka. Waktu cepat berlalu, nanti malam aku harus menghadiri acara reuni itu. Aku ijin nggak berangkat kerja aku prepare ke salon cari dress. Aku bela-belain nggak berangkat kerja, huufffttt. Tepat jam 7 aku berangkat menuju kafe di dekat pantai.
Ribet banget pake dress naik motor dengan sepatu highheels. Sesampainya disana kok masih sepi ya, paling hanya ada beberapa orang saja. Semakin malam banyak teman yang datang. Aku duduk disudut kafe kemudian ada beberapa teman sekelasku yang datang menghampiriku. Terlihat ada sorotan lampu mobil mengenai wajahku, tiba-tiba turun tiga perempuan cantik dari mobil. Cerita Sex Dewasa
Waooww penampilannya kayak artis deh, ternyata mereka Susan, Mona dan Carol. Mereka adalah teman dekatku sewaktu di SMA. Teman satu kelas kemana-mana juga barengan mereka kok bisa ya berubah drastis. Padahal dulu berempat yang paling terlihat cantik hanya aku. Sekarang mereka berpenampilan molek, tas, sepatu, dress yang digunakan terlihat ellegan.
Mereka masih selalu bersama soalnya kuliahnya bareng, aku yang terpisah karena terbentur biaya aku nggak bisa meneruskan pendidikanku.
“Haayyyyy…”, teriakku memanggil mereka.
Mereka tampak kaget dan sedikit menggingat siapa aku.
“Kayaknya aku kenal deh, kamu Ulan kan?”,(wah ternyata mereka nggak inget sama aku ya, apa saking jeleknya aku di mata mereka, sampai mereka lupa teman lamanya sendiri).
Kemudian mereka bertiga memelukku, yah sekitar 5 tahun kita nggak ketemu. Mereka bertanya-tanya aku sekarang kerja dimana. Ya aku jawab jujur apa adanya.
“Kok kalian berubah sih terlihat lebih oke, pake mobil juga keren banget”.
“Hhmmmm… kamu kok terheran-heran sih ngeliat kita Ulan ? biasa aja kali”, kata Mona. (Dia dari dulu emang agak sombong sih).
“Ya emang sih, dulu kan kalian nggak kayak gini, aku juga pengen kayak kalian”.
“Kamu pengen ya Ulan? Kerja aja Di Semarang Ulan, kita bertiga kuliah sambil bekerja kok kalau yang satu ini kamu wajib berguru sama Carol”, ujar Susan.
“Hahahahaha… iya sih, gimana kamu mau berguru sama aku ? dijamin kamu bisa apa aja, shopping, jalan-jalan, apa aja deh yang pasti kamu terlihat kece kayak kita-kita”, jawab Carol.
Apa sih yang mereka maksud nggak ngerti deh.
“Emang kalian kerja apa sih ?”.
“Kalau kamu memang minat, ikut kita aja besok berangkat pagi. Kamu bawa baju seadanya bilang aja sama orangtuamu pengen cari pekerjaan di Semarang dan kamu resign dari kantormu gimana?”.
“Hmm.. kalian beneran nggak sih ? kalau iya, mending aku ikut kalian aja deh”.
“Siippp besok aku tunggu di gang rumahmu ya say”, jawab Carol.
Sampek dirumah aku packing pakaianku nggak banyak aku bawa katanya sih ntar bisa beli apa aja yang aku pengen. Setiap jam 3 tengah malam ibuku selalu terbangun untuk menjalankan sholat tahajud. Setelah ibu selesai sholat aku ijin kepada ibuku.
“Buk, aku memutuskan untuk bekerja di Semarang, boleh ya Buk, aku ingin cari kerjaan disana ?”, ucapku pada ibuku.
Tak banyak bicara ibu-pun mengijinkanku aku untuk pergi. Ibu selalu mendukung apa aja yang aku lakuin. Karena ibu percaya aku tidak akan melakukan hal-hal yang membahayakan untuk diriku sendiri. Tepat jam 6 klakson mobil Carol berbunyi aku segera berpamitan dengan ibu. Aku mencium tangan ibu, ibu terlihat tampak berlinang air mata.
Aku nggak pernah pergi jauh dari ibu, baru sekali ini.
“Hati-hati Ulan, ibu selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Selalu kabari ibu ya nak”.
“Iya bu…”.
Sebenarnya aku juga berat ninggali rumah, tapi aku harus menjadi lebih baik lagi. Aku berangkat berempat dengan mereka, Jepara – Semarang tidak jauh hanya 1 jam. Carol lihay nyetir nggak sampek 1 jam pun sampai di Kost mereka. Kostnya besar banget tapi bentuknya seperti rumah besar yang di huni beberapa orang.
Disitu tampak garasi mobil luas, aku semakin yakin aku pasti bisa seperti mereka. Setelah turun dari mobil ada seorang wanita yang bisa dibilang tante-tante lah. Cantik mengenakkan celana yang sangat pendek dan tangtop seksi banget.
“Pagi mi..”, ucap mereka bertiga secara serentak.
Aku masih nggak ngerti lagi itu siapa kenapa sih mereka kayaknya kok menghormati wanita itu dan memanggilnya dengan sebutan “Mami”. Aku hanya tersenyum dan berjabat tangan dengan wanita itu. Kemudian wanita itu berkata.
“Siapa dia ? pasti kamu bawa barang baru dari desamu ya Carol?”, ucap wanita itu.
“Jelas dong mi, Carol kan selalu menguntungkan mami”.
Wah sebenarnya siapa dan apa maksud mereka, aku di samakan dengan barang yang layak untuk di jual. Aku nggak ada pikiran negatif. Cuma kok aneh ya? Hmmmm…. Aku masuk kedalam rumah megah itu, ketika masuk aku melihat kurang lebih ada 5 cewek-cewek abg sedang nonton tivi, memasak ada juga yang lagi ngopi sambil merokok.
Aku masih terheran-heran, aku berkenalan satu persatu. Mereka ramah tapi kenapa kelakuannya kok seperti itu ya, aneh. Mereka menyebut rumah itu dengan sebutan “mess”. Masuklah aku ke kamar Carol, aku bertanya,
“Carol, sebenernya kerja apa sih ? disini kok ada yang merokok berpakaian terbuka seperti itu?”.
“Ulan, kamu nggak usah binggung deh kita kerja malam, kalau jam segini kita istirahat dong. Kerja malam itu melelahkan apalagi kalau suruh nemenin tamu belum lagi nurutin nafsu birahi om-om mata keranjang itu”.
“Haaaaah ??? Maksudnya apa Rol, kamu mau jadiin aku pelacur disini ? iya ?”.
“Ulan, kamu tenang aja nanti kamu akan terbiasa lihatlah Mona, Susan, mereka juga awal kayak kamu gini tapi lama-lama dia bisa mengikuti permainan ini”.
Aku menangis ketika Carol mengatakan itu, aku nggak nyangka ternyata dia tega membawaku ke dalam pergaulan yang salah. Wanita tante-tante tadi di sebut Mami, dia yang mengatur segalanya dia yang mencarikan tamu untuk anak-anaknya bisa disebut Germo. Di salah satu tempat karaoke terkenal mereka bekerja.
Berangkat malam dengan pakaian yang seksi berdandan cantik menggunakan sepatu highheels. Rok mini yang telihat belahan payudaranya, rok diatas lulut pendek banget. Malam pun tiba, semua wanita yang ada disini sibuk berdandan. Warna pakaian pun sudah ditentukan warnanya setiap hari jadi mereka seragam. Carol mengajariku cara bersolek dan berpakaian.
Waktu itu aku masih pinjem punya Carol karena memang aku nggak punya pakaian seperti itu. Setelah semua siap untuk berangkat Mami mencoba mengabsen anaknya satu persatu. Kok disini nggak ada nama mereka bertiga, ternyata nama mereka di samarkan. Kalau kerja malam mereka nggak pake nama asli takut nanti kalau ada apa-apa. Aku diberi nama Ros. Supaya tidak ada orang yang mengenal.
Sesampainya ditempat karaoke yang megah itu aku turun bareng dengan sepuluh wanita itu. Setelah masuk ke dalam masih ada lagi wanita-wanita yang memakai dress kuning berjumlah 20 orang. Banyak banget abg-abg cantik yang menghalalkan berbagai cara buat dapetin apa yang dia inginkan tanpa berfikir efeknya nanti.
Disitu aku perkenalan, dengan nada lirih aku mengenalkan diriku. Mereka menerima aku, untuk hari pertama aku di kenalkan dulu dengan manager tempat karaoke itu. Kurang lebih 2 minggu aku harus beradapatasi dan berorientasi ditempat itu. Nggak mudah bagiku, merokok minum-minuman keras dan berpakaian seperti ini.
Kebanyakan orang menyebut wanita-wanita ini dengan Sebutan Pemandu Karaoke alias “PK”. Hanya menemani karaoke minum terkadang ada pelanggan yang dengan leluasa memegang-megang sepuasnya, bahkan kalau cocok diteruskan diluar dengan menemani bermalam di sebuah hotel. Sungguh berat bagiku rasanya ingin pulang dan memeluk ibuku. Aku sangat berdosa telah membohongi ibuku.
Jam 9 tamu mulai berdatangan, Carol ternyata paling keren disini. Dia selalu dapat tamu dan pasti sudah bookingan sebelumnya. Ketiga temanku memang terlihat paling menonjol, mereka sudah masuk di room masing-masing. Karena aku masih tahap belajar aku hanya melihat saja sesekali mami mengajakku masuk ke room.
Aku melihat teman-temanku memandu bernyayi, sambil sesekali pelanggan menciuminya. Ada juga yang nyawer langsung diberikan uang. Memang mudah mencari uang dengan cara seperti ini. Lama kelamaan aku sepertinya membuka pikiranku kembali dan minat untuk bekerja seperti mereka. Kemudian aku di panggil manager kafe itu yang bernama Santoso.
Di ruangannya aku ditanya dengan berbagai macam pertanyaan. Dia menjelaskan gaji yang aku peroleh. Jika pemula menemani tamu berkaraoke aku dibayar 100ribu/jam. Gaji diberikan setiap 2 minggu sekali. Sesuai jam yang diperoleh belum lagi jika tamu nyawer itu sudah ada tambahan tersendiri. Kadang ada tamu yang mengajak keluar ke hotel itu harus membayar 1 juta untuk ijin mengajak anak mami keluar.
Selebihnya melayani tamu dihotel pasti dapat uang tambahan yang nilainya tidak sedikit. Om Santoso juga menjelaskan kalau diajak keluar tamu maksimal sampai jam 4 harus sudah kembali di Mess. Disini ketat dan sangat diperhatikan banget gadis-gadis cantik yang menghasilkan pundi-pundi rupiah ini. Tak butuh waktu lama aku menajdi seperti Susan, Mona, dan Carol, hanya satu minggu.
Aku sudah mulai mengecat rambutku pirang, berpenampilan nggak kalah menarik dari mereka. Ketika masuk di kafe dengan berjajar semua wanita berdiri dan tamu memlilih dengan sesuka hati. Yang pasti aku selalu terpilih pertama diantara mereka. Kata mami aku cantik banget manager pun mengatakan hal yang sama.
Satu hari aku bisa dapet jam full hingga pagi, Carol pun heran denganku. Padahal aku hanya pemula minum sedikit aku udah fly banget. Tapi ketika aku fly aku masih bisa jaga diri aku sediikit sadar sih. Paling pelanggan hanya mencium bibirku, meremas payudaraku. Aku kalau pake dress pasti belahan dada dari samping terlihat jelas. Gimana para tamu nggak horni kalau lihat aku.
Dua minggu sudah terlewati aku mendapat gaji yang tak sedikit, aku dapet 5 juta. Wow, itu gajiku dikantor 4 bulan. Disini aku 2 minggu aja udah dapet segitu gimana satu tahun, aku pasti bisa beli mobil seperti Carol. Dari gajiku itu aku beli peralatan make up yang mahal dress yang bagus-bagus. Setiap hari aku selalu pergi ke Mall.
Aku pun bisa beli hp android yang sama dengan punya Carol. Sangat menyenangkan disini aku bisa beli apa aja yang aku mau.
“Wah sekarang udah bisa jeng-jeng nih kamu Ulan?”, ucap Mona.
“Iya dong, aku juga nggak mau kalah sama kalian”, (jawabku dengan sedikit sombong).
Malam tiba aku harus berkerja dengan dress baru warna hitam aku terlihat semakin mempesona. Pada waktu itu aku sudah di booking om-om pengusaha kaya, namanya Om Arnold. Kata mami sih dia pengusaha kaya dulu sempet punya selingkuhan anaknya mami juga tapi udah nggak kerja disini. Dibeliin rumah, mobil, perbulan di kasih uang 10juta apa aja yang diinginkan pasti dipenuhi sama Om itu.
Tapi Om Arnold tidak hanya karaoke saja, pulang karaoke dia harus melampiaskan hawa nafsunya dengan wanita pilihannya. Nggak tanggung-tanggung dia kalo berhubungan tidak hanya sekali tetapi berkali-kali. Uang yang dia beri pun tidak sedikit sekali bermalam 8 juta, asalkan bisa menuruti permintaannya.
Aku pun tertarik dengan om Arnold, tapi aku belum bisa memuaskan pastinya. Sedangkan pengalamanku belum ada. Aku juga masih perawan, bergegaslah aku ketempat ruangan Om Santoso. Dengan lugunya aku menceritakan kalau aku belum bisa dan belum pengalaman untuk berhubungan seks dengan lawan jenis.
Om Santoso tiba-tiba mengunci pintu ruangannya, aku yang duduk di sofa didekatinya. Tanpa basa basi Om Santoso mengecup bibirku. Setelah itu dia berkata,
“Ros, kamu nggak usah panik nanti aku ajarin ya gimana caranya memuaskan nafsu laki-laki,”
“Okedeh om yang penting dapet uang aku sih nurut aja om”.
Om Santoso menyuruhku membuka celananya, aku jongkok dibawah terlihat celana dalamku yang terawang terlihat gundukan kemaluanku yang berbulu. Tiba-tiba penis om Santoso tegang berdiri kencang, aku syok. Haaaaah…
“Aku baru lihat aja udah nggak tahan apalagi pegang nih”, om Santoso nyletuk sekilas.
Aku pegang penisnya, aku mainkan tanganku. Aku menciumi bagian demi bagian yang seperti telur menggantung itu.
“Aarghhh..”, desah Om Santoso.
“Ros, coba kamu jilat selakangan om ya kamu cium terus. Basahi dulu supaya lebih enak”.
Aku nurut apa ucapan Om Santoso, Om Santoso membuka payudaraku. Biasanya aku pake drees yang sekalian ad Bra nya jadi aku nggak usah pake bra. Langsung aja tu dress sekalian bra. Dibukalah dan di remas-remas om Santoso dimainkan puting susu ku. Aku semakin horny rasanya vaginaku seperti bergerak-gerak sendiri. Kata om Santoso itu tandanya aku normal.
Aku mengemut penis om Santoso yang besar banget mulut aku yang mungil sampek penuh kayaknya nggak bisa masuk deh terus aku coba ke dalam. Nikmat sekali. Aku dan om Santoso menikmatinya sampai lupa kalau ini sedang kerja. Tiba-tiba ada yang ketuk pintu, aku langsung berlari dibelakang lemari dan merapikan pakaianku kembali.
Ternyata mami mencariku, om Santoso bilang aku lagi keluar sebentar ke Mess ada yang tertinggal.
“Pak saya cari Ros dari tadi kok nggak ada ya ? soalnya tamu sudah menunggu sudah 30 menit yang lalu”.
“Oh iya dia baru pulang ke mess ada yang tertinggal”.
Mami meninggalkan ruangan, aku bernafas lega. Om Santoso menyuruhku segera keluar. Dan dia berkata kalau aku sudah mahir harga jualku pun tinggi. Aku semakin PD aja, aku pasti bisa puasin om Arnold.
“Makasih banyak ya Om Santoso udah ngajarin aku”.
Aku segera masuk ke Room karaoke, tampak ada seorang laki-laki setengah tua berpakaian rapi dan temannya. Aku mendekati dan berjabat tangan. Oh ini om Arnold pantes banyak uang walaupun terlihat agak tua tapi penampilan rapi nggak tua banget sih, uang banyak harum lagi. Aku suka cowok harum. Kita bernyanyi udah satu jam sambil minum.
Terlihat wajah om Arnold sudah memerah dan mulai mencium, dan memegang payudaraku. Ya wajar sih, di room itu aku hanya berdua temannya pulang duluan. Om Arnold memanggil pelayan dan berkata,
“Jangan ada yang masuk di room ini, tolong di jaga didepan”.
Pelayan tampaknya sudah hafal dengan om Arnold, mereka menuruti perintahnya. Menambah minuman beralkohol lagi dan lagi padahal hanya aku berdua. Di room kita nggak nyanyi tapi music standbay lagu-lagu tanpa kita bernyanyi. Om Arnold menikmati minumnya sambil memelukku mengelus-elus rambutku. Menciumi telingaku rasanya aku yang horni deh.
Om Arnold nggak banyak bicara aku suka, dia juga nggak basa basi memegangku. Resleting dress dia turunkan dia coba menelanjangiku. Belum sampai bawah om Arnold terlihat puas banget melihat payudaraku.
“Sepertinya kenyal dan nikmat”, ucap om Arnold yang setengah mabuk.
Aku melihat penis om Arnold membesar, aku coba terapkan apa yang diajarkan om Santoso. Aku pegang aku elus om Arnold semakin keras meremas payudaraku dan mengenyutnya. Aku dan om Arnold sudah sama-sama horni.
“Nggak usah di hotel ya, disini aja udah nyaman banget, nanti kapan-kapan kita ke hotel ya sayang”, ucap om Arnold.
“Iya om…”.
Pelahan dressku dibuka, sepatuku dilepasnya. Aku hanya memakai celana dalamku yang seksi dan terawang. Aku membuka kemeja om Arnold, tetep tangan om Arnold meremes payudaraku. Saking besarnya payudaraku, dua tangan memegang payudaraku. Diciumi nya, dikenyutnya sampai memerah. Om Arnold nggak pernah nyia-nyiain tangannya deh.
Sekali ada kesempatan dia langsung bergerak mencoba membuatku horni. Om Arnold hanya memakai celana dalam sepertiku, karena penisnya yang besar celana dalam terlihat gimana gitu kayaknya udah penuh. Aku coba buka langsung celana dalam om Arnold, aku cium dari bawah aku jilat selakangan om Arnold dia semakin mendesah,
“Ahhhhh… Ouhhhh…. Ssssss… Ahhhh…”.
Dua telur aku kecup dengan kecupan manja. Sepertinya om Arnold senang sekali. Aku emut penis om Arnold perlahan lahan dan semakin cepat.
“Berhenti dulu sayang, om mau keluar nih…”.
“Jangan dulu omm…”, ucapku.
Aku duduk diatas pangkuan Om Arnold dia mencium bibirku tangan meremas-remas puting diputar-putar. Enak banget rasanya, penis bergesekan dengan vagina ku. Rasanya nikmat,
“Ahhh ahhhh…”, desahku.
Om Arnold merebahkan ku di sofa, mencium dari atas hingga kebawah. Membuka perlahan celana dalamku. Mengelus vaginaku dan menciumnya, sangat geli pas di cium kena kumisnya om Arnold tambah nikmat.
Membuka lipatan demi lipatan menjilat bagian terdalam,
“Aaahhhh.. ahhhh …. ahhhhhh… ahhhh…”, desahku.
Mengecup-ecup lidah menjilat terus sampai basah. Aku mengeluarkan cairan, setelah itu om Arnold mencoba memasukkan penisnya ke dalam lubang vaginaku. Sepertinya susah karena sempit sekali aku merintih nikmat sedikit kesakitan.
“Omm sakit om… pelan-pelan om”, ucapku.
“Iya kamu tenang aja, kamu perawan sih nanti kalau udah masuk pasti kamu pengen lagi. Ini baru pertama besok kalau udah terbiasa juga nggak sakit sayang”.
Aku hanya menuruti apa kata-kata Om Arnold karena aku juga ngerasain nikmatnya permainan om Arnold. Aku cuma kepikiran deh bisa nggak ya masuk segede itu ke dalam lubangku yang sempit. Karena aku mengeluarkan cairan berkali-kali jadi agak sedikit licin nggak terasa sakitnya. Om Arnold terus menekan dan berusaha memasukkanya, sembari mulut menciumi ku.
Pelahan masuk sebagian nikmatnya sampai ke ubun-ubun. Terus menusukkan penisnya ke dalam. Sampai bisa masuk seluruhnya ke dalam vaginaku.
“Aahhhhhh….aaahhhhh…aahhhhhh”.
Tampak sedikit darah keluar karena selaputnya sudah diperawani oleh om Arnold, tak lama kemudian keluar sperma om Arnold.
“Crooottt… Crottt…”.
Dia semprot kan ditubuhku dan aku merasakan sedikit sperma itu. Setelah itu om Arnold membersihkanku dengan tissu. Kita sama-sama mengenakan pakaian kembali. Tampak jelas Om Arnold sangat puas dan senang.
Masih aja mengecup bibirku mungkin om Arnold masih pengen bercumbu denganku. Kayaknya nggak mau lepas dariku.
“Sungguh nikmat keperawananmu, tak sia-sia aku memilihmu”.
Sambil memberi uang satu gebok, aku syok, busett banyak banget. 10 juta diberikan cuma-cuma untukku, dengan waktu 2 jam. Belum sempat pulang pun om Arnold udah bilang kalau nanti malam aku diajak ke hotel bintang 5 untuk menikmati malam bersama. Keperawanan ku hilang dengan om-om hidung belang, aku rela demi uang. Aku nggak terpaksa karena aku menikmatinya, surga dunia.
Walaupun udah tua gairah nafsunya tinggi. Pinter banget bikin aku horni klepek-klepek. Hubunganku dengan om Arnold berjalan sangat lama, aku melakukan hubungan suami istri setiap hari. Dari hotel ke hotel layaknya sepasang suami istri. Aku berasa menjadi istri dan memiliki om Arnold seutuhnya. Aku dibeliin mobil, rumah semua yang aku inginkan dipenuhinya.
Bagi om Arnold berhubungan seks dengan beribu-ribu wanita hanya aku lah yang membuat dia puas. Aku sudah berpengalaman dan sangat lihay om Arnold makin sayang sama aku. Pernah sesekali datang kerumah yang om Arnold belikan untuk aku. Menginap semalam disini bersamaku. Kalau om Arnold mau dateng, dia pasti telfon. Dan dia menyuruhku hanya pakai lingerie saja, tanpa bra dan celana dalam.
Ketika Om Arnold datang pasti aku udah siap untuk melayani nya. Setiap kali datang nggak usah pake lama disofa, diruang tamu, dikamar, pasti kita langsung melampiaskan nafsu birahinya. Kalau lagi males keluar kita seharian di rumah bermanja-manja. Seharian itu juga aku hanya pakai lingerie di kamar terus. Nggak pernah boleh pake daleman, pas nyantai juga nggak bisa diem tu tangan om Arnold.
Pegang apa aja yang dia mau, payudaraku merah semua. Dikecup setiap hari nggak pernah deh putih mulus lagi. Om Arnold emang over seks, sangat berlebihan. Tapi aku sudah terbiasa dengan ini. Apalagi kalau aku udah masuk kamar mandi, pasti nyusul. Om Arnold pun kalau dirumah hanya pakai celana dalam saja, bener-bener hiperseks aku dan dia.
Di kamar mandi kita sering seks di dalam air itu nikmat juga. Bayangin aja setiap hari aku seperti itu, pulang kerja secapek mungkin kalau udaah ketemu aku pasti nafsu birahinya muncul seketika. Berhubungan seks sehari nggak cuma satu kali, minimal 4 kali. Kuat banget deh om Arnold, pastinya aku selalu siap obat kuat untuknya.
Setiap hari aku selalu merawat vaginaku agar terlihat keset dan harum. Kata Om Arnold sih, mau dipake setiap hari aku tetap seperti perawan. Aku sih berhubungan hanya dengan om Arnold saja.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Nahh guys itu lah Cerita Sex Perawan Desa Simpanan Om Arnold. Ikuti terus postingan cerita dewasa kami yang selanjutnya ya guys.. Salam Crott Crott..